MATEMATIKA di idlesson_26
di bawah level dua sangat besar (76,6 persen), dan persentase siswa yang di level lima dan enam secara statistika tidak ada. Menurut pendefinisian level profisiensi matematika dari Organisation for Economic Co-operation and Development(OECD), siswa di bawah level dua dianggap tidak akan mampu berfungsi efektif di kehidupan abad 21,” ujar Iwan menambahkan. “Praktik pendidikan matematika di Indonesia masih terpusat untuk mempersiapkan siswa/i melanjutkan ke pendidikan tingkat tersier, tetapi dunia di abad 21 ini justru memandang pembelajaran matematika yang paling utama untuk berfungsi efektif di kehidupan sehari-hari sebagai warga yang peduli, konstruktif, dan piawai bernalar,” kata Iwan menandaskan.
Bagaimana mengajarkan matematika kepada anak-anak Anda?
"Berapa banyak buku & metode hitung cepat yang dipelajari anak anda? Meski sudah banyak metode berhitung di Indonesia, mengapa masih banyak anak yang tidak menguasai matematika?"
Bagaimana dan seberapa cepat anak kita bisa membagi persamaan Aljabar di bawah ini:Bagaimana anak-anak kita mampu menguasai Aljabar dan Geometri jika logika aritmetika saja belum dipahami dengan baik dan benar? Jika operasi perkalian dasar satuan seperti 8x7, 9x5 atau operasi hitung perkalian ratusan seperti 167x 173 bahkan perkalian ribuan seperti 2334 x 5432 belum dikuasai dengan baik dan teliti?
Faktanya, sebagian besar siswa tingkat SMP belum bisa menjawabnya dalam waktu singkat! Ini terjadi karena sebagian besar siswa SMP belum mampu "menangkap" logika perkalian satuan! Ini artinya ada aplikasi konsep yang salah dalam pembelajaran aritmetika selama ini! Manusia mempelajari aritmetika tidak untuk sekedar bisa berhitung cepat (jika hal ini yang dicari... ambil saja kalkulator)! Tapi lebih berdampak positif jika aritmetika diberikan pada siswa sekolah dasar dalam bentuk logika aritmetika (aritmetika bernalar).